Pembangkit
Listrik Tenaga Air (PLTA)
Tahukah kamu, bahwa air
itu mempunyai banyak sekali manfaat bagi manusia. Selain untuk mandi, minum,
memasak, mencuci, dan sarana pengairan bagi lahan pertanian ternyata aliran air
juga dapat menghasilkan energi listrik. Melihat manfaat yang sangat besar yang
terkandung dalam aliran air tersebut, maka para insinyur terinspirasi untuk
membuat aliran air ini bisa bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu contohnya
adalah dengan dibangunnya Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Mau tahu lebih
jauh mengenai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) ini? Yuk, simak penjelasan
dibawah ini.
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah salah satu pembangkit yang memanfaatkan aliran air untuk diubah menjadi energi listrik. Energi listrik yang dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Pembangkit listrik ini bekerja dengan cara merubah energi air yang mengalir (dari bendungan atau air terjun) menjadi energi mekanik (dengan bantuan turbin air) dan dari energi mekanik menjadi energi listrik (dengan bantuan generator). Kemudian energi listrik tersebut dialirkan melalui jaringan-jaringan yang telah dibuat, hingga akhirnya energi listrik tersebut sampai ke rumahmu.
PLTA ternyata
bermacam-macam, mulai yang berbentuk mikro-hidro dengan kemampuan
memberikan energi listrik untuk beberapa rumah saja sampai yang berbentuk
raksasa seperti Bendungan Karangkates yang dapat menyediakan listrik untuk
berjuta-juta orang-orang.
Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) terdiri dari beberapa bagian yaitu:
1. Bendungan,
berfungsi menampung air dalam jumlah besar untuk menciptakan tinggi jatuh air
agar tenaga yang dihasilkan juga besar. Selain itu bendungan juga berfungsi
untuk pengendalian banjir.
2. Turbin,
berfungsi mengubah aliran air menjadi energi mekanik. Air yang jatuh akan
mendorong baling-baling sehingga menyebabkan turbin berputar. Perputaran turbin
ini dihubungkan ke generator. Turbin air kebanyakan bentuknya seperti kincir
angin.
3. Generator,
dihubungkan dengan turbin melalui gigi-gigi putar sehingga ketika baling-baling
turbin berputar maka generator juga ikut berputar. Generator selanjutnya
merubah energi mekanik dari turbin menjadi energi listrik.
4. Jalur
Transmisi, berfungsi mengalirkan energi listrik dari PLTA menuju
rumah-rumah dan pusat industri.
Tahukah kamu, berapa
listrik yang bisa dihasilkan oleh PLTA? Besarnya listrik yang dihasilkan oleh
PLTA tergantung dua faktor yaitu,semakin tinggi suatu bendungan, semakin tinggi
air jatuh maka semakin besar tanag` yang dihasilkan. Dan semakin bany`k air
yang jatuh maka turbin akan menghasilkan tenaga yang lebih banyak. Oh iya,
Jumlah air yang tersedia tergantung kepada jumlah air yang mengalir di sungai.
Di Indonesia terdapat
banyak sekali sungai-sungai besar maupun kecil yang terdapat di berbagai
daerah. Hal ini merupakan peluang yang bagus untuk pengembangan energi listrik
di daerah khususnya daerah yang belum terjangkau energi listrik.
Kriteria Pemilihan Jenis
Turbin
Pemilihan
jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari
jenis-jenis turbin, khususnya untuk suatu desain yang sangat spesifik. Pada
tahap awal, pemilihan jenis turbin dapat diperhitungkan dengan mempertimbangkan
parameter-parameter khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin, yaitu :
v Faktor
tinggi jatuhan air efektif (Net Head) dan debit yang akan dimanfaatkan untuk
operasi turbin merupakan faktor utama yang mempengaruhi pemilihan jenis turbin,
sebagai contoh : turbin pelton efektif untuk nperasi pada head tinggi,
sementara turbin propeller sangat efektif beroperasi pada head rendah.
v Faktor
daya (power) yang diinginkan berkaitan dengan head dan debit yang tersedia.
v Kecepatan
(putaran) turbin ang akan ditransmisikan ke generator. Sebagai contoh untuk
sistem transmisi direct couple antara generator dengan turbin pada head rendah,
sebuah turbin reaksi (propeller) dapat mencapai putaran yang diinginkan,
sementara turbin pelton dan crossflow berputar sangat lambat (low speed) yang
akan menyebabkan sistem tidak beroperasi.
Ketiga faktor di atas
seringkali diekspresikan sebagai "kecepatan spesifik, Ns", yang
didefinisikan dengan formula:
Ns = N x P0.51W
.21
dimana :
N = kecepatan
putaran turbin, rpm
P = maksimum
turbin output, kW
H = head efektif
, m
Output turbin
dihitung dengan formula:
P=9.81 xQxHx qt
dimana
Q = debit air, m
3 ldetik
H = efektif head,
m
ilt=
efisiensi turbin
=
0.8 - 0.85 untuk turbin pelton
=
0.8 - 0.9 untuk turbin francis
=
0.7 - 0.8 untuk turbin crossfiow
=
0.8 - 0.9 untuk turbin propellerlkaplan
Kecepatan spesifik
setiap turbin memiliki kisaran (range) tertentu berdasarkan data eksperimen.
Kisaran kecepatan spesifik beberapa turbin air adalah sebagai berikut:
Turbin pelton
|
12≤Ns≤25
|
TurbinFrancis
|
60≤;Ns≤300
|
Turbin Crossflow
|
40≤Ns≤200
|
Turbin Propeller
|
250≤Ns≤ 1000
|
Dengan
mengetahui kecepatan spesifik turbin maka perencanaan dan pemilihan jenis
turbin akan menjadi lebih mudah. Beberapa formula yang dikembangkan dari data eksperimental
berbagai jenis turbin dapat digunakan untuk melakukan estimasi perhitungan
kecepatan spesifik turbin, yaitu :
Turbin pelton (1 jet)
|
Ns = 85.49/H0.243
|
(Siervo & Lugaresi, 1978)
|
Turbin Francis
|
Ns = 3763/H0.854
|
(Schweiger & Gregory, 1989)
|
Turbin Kaplan
|
Ns = 2283/H0.486
|
(Schweiger & Gregory, 1989)
|
Turbin Crossfiow
|
Ns = 513.25/H0.505
|
(Kpordze & Wamick, 1983)
|
Turbin Propeller
|
Ns = 2702/H0.5
|
(USBR, 1976)
|
Dengan mengetahui
besaran kecepatan spesifik maka dimensi dasar turbin dapat diestimasi
(diperkirakan).
Pada perencanaan
PLTMH ini, pilihan turbin yang cocok untuk lokasi yang tersedia adalah :
- Turbin propeller tipe open flume untuk head rendah s.d
6 m
- Turbin crossflow 1 banki-mithell untuk head 6 m < H
< 60 m.
Pemilihan jenis turbin
tersebut berdasarkan ketersediaian teknologi secara lokal dan biaya
pembuatan/pabrikasi yang lebih murah dibandingkan tipe lainnya seperti pelton
dan francis. Jenis turbin crosstlow yang dipergunakan pada perencanaart ini
adalah crossfiow T-14 dengan diameter runner 0.3 m. Turbin tipe ini memiliki
efisiensi maksimum yang baik sebesar 0.74 dengan efisiensi pada debit 40% masih
cukup tinggi di atas 0.6. Sementara untuk penggunaan turbin propeller open
flume pabrikasi lokal ditetapkan efisiensi turbin sebesar 0.75.
Penggunaan kedua
jenis turbin tersebut untuk pembangkit tenaga air skala mikro (PLTMH),
khususnya crossfIlow T-14 telah terbukti handai di lapangan dibandingkan jenis
crossfiow lainnya yang dikembangkan oleh berbagai pihak (lembaga penelitian,
pabrikan, import).
Putaran turbin
baik propeller open flume head rendah dan turbin crossflow memiliki kecepatan
yang rendah. Pada sistem mekanik turbin digunakan transmisi sabuk flatbelt dan
pulley untuk menaikkan putaran sehingga sama dengan putaran generator 1500 rpm.
Efisiensi sistem transmisi mekanik flat belt diperhitungkan 0.98. Sementara
pada sistem transmisi mekanik turbin propeller open flume menggunakan sabuk V,
dengan efisiensi 0.95.
Diagram
Aplikasi berbagai jenis Turbin
(Head
Vs Debit)
|
Tabel Putaran
Generator Sinkron (rpm)
Jumlah Pole (kutub)
|
Frekuensi , 50 Hz
|
2
|
3000
|
4
|
1500
|
6
|
1000
|
8
|
750
|
10
|
600
|
12
|
500
|
14
|
429
|
Tabel
Run-away speed Turbin, N maks/N
Jenis Turbin
|
Putaran Nominal, N (rpm)
|
Runaway
speed
|
Semi Kaplan, single regulated
|
75-100
|
2-2.4
|
Kaplan, double regulated
|
75-150
|
2.8-3.2
|
Small-medium Kaplan
|
250-700
|
2.8-3.2
|
Francis (medium & high head)
|
500-1500
|
1.8-2.2
|
Francis (low head)
|
250-500
|
1.8-2.2
|
Pelton
|
500-1500
|
1.8-2
|
Crossflow
|
100-1000
|
1.8-2
|
Turgo
|
600-1000
|
2
|
2. Pemilihan Generator
dan Sistem Kontrol
Generator adalah suatu
peralatan yang berfungsi mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Jenis
generator yang digunakan pada perencanaan PLTMH ini adalah :
v Generator
sinkron, sistem eksitasi tanpa sikat (brushless exitation) dengan penggunaan
dua tumpuan bantalan (two bearing).
v Induction
Motor sebagai Generator (IMAG) sumbu vertikal, pada perencanaan turbin
propeller open flume
Spesifikasi generator
adalah putaran 1500 rpm, 50 Hz, 3 phasa dengan keluaran tegangan 220 V/380 V.
Efisiensi generator secara umum adalah
v Aplikasi
< 10 KVA efisiensi 0.7 - 0.8
v Aplikasi
10 - 20 KVA efisiensi 0.8 - 0.85
v Aplikasi
20 - 50 KVA efisiensi 0.85
v Aplikasi
50 - 100 KVA efisiensi 0.85 - 0.9
v Aplikasi
>. - 100 KVA efisiensi 0.9 - 0.95
Sistem kontrol yang
digunakan pada perencanaan PLTMH ini menggunakan pengaturan beban sehingga
jumlah output daya generator selalu sama dengan beban. Apabila terjadi
penurunan beban di konsumen, maka beban tersebut akan dialihkan ke sistem
pemanas udara (air heater) yang dikenal sebagai ballast load/dumy load.
Sistem pengaturan
beban yang digunakan pada perencanaan ini adalah
v Electronic
Load Controller (ELC) untuk penggunaan generator sinkron
v Induction
Generator Controller (IGC) untuk penggunaan IMA
Sistem kontrol tersebut
telah dapat dipabrikasi secara lokal, dan terbukti handal pada penggunaan di
banyak PLTMH. Sistem kontrol ini terintegrasi pada panel kontrol (switch gear).
Fasillitas
operasi panel kontrol minimum terdiri dari
v Kontrol
start/stop, baik otomatis, semi otomatis, maupun manual
v Stop/berhenti
secara otomatis
v Trip
stop (berhenti pada keadaan gangguan: over-under voltage, over-under frekuensi.
v Emergency
shut down, bila terjadi gangguan listrik (misal arus lebih)